Maka tatkala para penumpang bahtera itu turun di pulau itu, kepada mereka diumumkan : “Kalian akan tinggal di pulau ini hanya dalam sehari semalam. Karenanya gunakanlah waktu kalian yang amat singkat ini untuk sedapat-dapatnya mengumpulkan mutiara-mutiara berharga yang bertebaran…”.
Sabtu, 28 Januari 2012
Tentukan Tujuan Hidupmu
Maka tatkala para penumpang bahtera itu turun di pulau itu, kepada mereka diumumkan : “Kalian akan tinggal di pulau ini hanya dalam sehari semalam. Karenanya gunakanlah waktu kalian yang amat singkat ini untuk sedapat-dapatnya mengumpulkan mutiara-mutiara berharga yang bertebaran…”.
Minggu, 01 Januari 2012
Fluktuasi Keimanan
Di antara hal-hal yang akan menumbuhsuburkan keimanan dan membuat batangnya kokoh serta menyebabkan tunas-tunasnya bersemi adalah :
Pertama
Mengenali nama-nama dan sifat-sifat Allah, karena apabila pengetahuan hamba terhadap Tuhannya semakin dalam dan berhasil membuahkan berbagai konsekuensi yang diharapkan maka pastilah keimanan, rasa cinta dan pengagungan dirinya kepada Allah juga akan semakin meningkat dan menguat.
Kedua
Merenungkan ayat-ayat Allah, baik ayat kauniyah maupun ayat syar’iyah. Karena apabila seorang hamba terus menerus memperhatikan dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah beserta kemahakuasaan-Nya dan hikmah-Nya yang sangat elok itu maka tidak syak lagi niscaya keimanan dan keyakinannya akan semakin bertambah kuat.
Rabu, 28 Desember 2011
Mencari Kunci Rezeki yang Hilang
Saat ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rezeki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Ditambah lagi dengan berbagai problem kehidupan dan tuntutannya. Sehingga tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Bermunculanlah para koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggalkan ibadah kepada Allah سبحانه و تعالى untuk mendapatkan secuil uang atau alasan kebutuhan hidup.
Inilah fenomena “hilangnya kunci rezeki” di mata mereka. Mereka lupa bahwa Allah سبحانه و تعالى telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rezeki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia telah menunjukkan kunci – kunci dari pintu rezeki tersebut. Dia pula menjanjikan keluasan rezeki yang tidak disangka-sangka kepada siapa saja yang menempuhnya.
Pada edisi kali ini kami akan menuliskan beberapa hal yang dapat ditempuh agar rezeki halal dari Sang Pemberi dapat diraih, pintu rezeki dari atas langit terbuka, tentu dengan penuh harap dan keyakinan, hanya Dialah yang mencurahkan rezeki kepada hamba – hamba yang Ia kehendaki. Selamat membaca.
Apa yang Menghalangimu untuk Tersenyum???

Juga engkau mengetahui bahwa tersenyum tidak membutuhkan biaya darimu,bahkan tidak membutuhkan tenaga dari kekuatanmu, ia hanya menggunakan beberapa otot di wajahmu…
Saudaraku…
Senyummu kepada saudaramu adalah kesejukan,seperti kesejukan embung membasahi dedaunan,senyummu adalah obat penawar bagi hati-hati yang bersedih, pemberi semangat bagi jiwa-jiwa yang lesu,jangan engkau memandang enteng amal ini
Saudaraku…
Cobalah renungkan, andai anda berada di tempat yang asing, tidak ada keluarga dan sanak famili, tidak ada kenalan dan sahabat, tidak ada seorangpun yang bisa tersenyum dan menyapa padamu…bagaimana perasaan mu saat itu?
Atau di saat anda dalam keadaan bersedih, atau sakit…lalu semua orang malah cemberut padamu?bagaimana perasaanmu saat itu?tentu engkau akan merasa semakin sedih dan semakin sakit, padahal obat dari dokter tidak pernah kurang, buah-buah dan makanan lainnya selalu terhidang dikamarmu …lalu apa yang engkau harapkan ???diantara yang anda harapkan adalah senyuman
Senin, 26 Desember 2011
Hiasi Diri dengan Sifat Tawadhu’

Memahami Tawadhu’
Tawadhu’ adalah ridho jika dianggap mempunyai kedudukan lebih rendah dari yang sepantasnya. Tawadhu’ merupakan sikap pertengahan antara sombong dan melecehkan diri. Sombong berarti mengangkat diri terlalu tinggi hingga lebih dari yang semestinya. Sedangkan melecehkan yang dimaksud adalah menempatkan diri terlalu rendah sehingga sampai pada pelecehan hak (Lihat Adz Dzari’ah ila Makarim Asy Syari’ah, Ar Roghib Al Ash-fahani, 299). Ibnu Hajar berkata, “Tawadhu’ adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu’ adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.” (Fathul Bari, 11: 341)