Selasa, 15 Februari 2011

AKU HANYA SEBUAH TRAFFIC LIGHT

Teruntuk para Mujahid Dakwah Fillah
Dimanapun kita berada
Aku hanya sebuah traffic light yang tidak bisa untuk menyelamatkanmu dari kecelakaan, karena traffic light hanya bisa menunjukkan lampu warnanya. Apakah merah ketika aku menyuruhmu untuk berhenti ataukah kuning yang menyuruhmu untuk berhati-hati ataukah dengan lampu hijau yang menyuruhmu untuk jalan. Itulah kehidupanku, walaupun aku tidak mampu untuk menyelamatkanmu, namun aku telah memberi sebuah peringatan akan setiap yang engkau lakukan. Dan aku hanya bisa sampai disitu. Ketika engkau melanggar apa yang telah kutunjukkan kepadamu , maka itu adalah sebuah konsekuensi dari ketidakmauanmu untuk mendengarkanku. Dan memang itu adalah kehendakmu dan kehendak dari yang Empunya diriku dan dirimu yaitu Allah Azza Wajalla.

Begitupun para Nabi dan Rasul mereka hanya sebuah traffic light yang hanya bisa memperingatkanmu dari begitu dahsyatnya neraka dan indahnya surga. Ketika mereka menyuruhmu untuk tidak mempersekutukan Tuhanmu dan Tuhanku maka itu adalah lampu merah bagimu dan ketika engkau melanggarnya yang berujung kepada kecelakaan bagimu, maka jangan salahkan mereka yang telah berusaha untuk menyelamatkanmu. Begitu pula Nabi yang termulia Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam ketika ia menginginkan sebuah hidayah kepada pamannya tercinta namun apakah pamannya memenuhi keinginannya??? Tidak wahai saudaraku karena sesungguhnya Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam hanya bashiira wa nadziira pembawa berita gembira dan pembawa peringatan. Namun dalam masalah hati ia tidak mampu untuk menentukannya, apakah ia akan baik atau buruk karena masalah hati dan hidayah hanya milik Allah Subhanahu wata'ala.
Maka terlebih kita yang hanya sebagai ummatnya bukan Sahabat-sahabatnya yang senantiasa menemani beliau ketika Islam baru pertama kali didakwahkan, kita juga  bukan para tabi'in yang senantiasa menjaga warisan dari para pendahulunya. Maka bagaimana kita bisa memaksakan  kehendak untuk membuat orang lain menjadi apa yang kita inginkan. Terlebih bila yang berkaitan dengan permasalahan hati.
Inilah kita yang terkadang memasang target agar orang lain itu menjadi seperti apa yang kita inginkan. Dan kita merasa marah ataupun putus asa ketika orang yang kita inginkan itu tidak mau mengikuti keinginan kita.
Ingat akhi fillah ketika kita berdakwah maka dakwah kita hanya seperti traffic light saja  yang hanya bisa pada memberi penerangan saja pada ummat. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam  yang berdakwah kepada pamannya tercinta namun pada akhirnya pamannya tetap bersikukuh kepada agama nenek moyangnya.
إنّك لا تهدى من أحببت ولكن الله يهدى من يشآء وهو أعلم با لمهتدين
Sesungguhnya engkau tidak bisa memberi hidayah kepada siapa yang engkau cintai (QS. Al Qashash :56)
فإن تولّوا فإنّما عليك البلاغ المبين
Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang (QS. An Nahl : 82)
Begitulah kehidupan kita sebagai traffic light yang hanya bisa menunjukkan yang merah, kuning dan hijau. Tidak lebih dari itu. Mau tidaknya mereka untuk mematuhinya itu bukan urusan kita karena sampai disitulah tanggungjawab kita. Wallahu 'alam wal musta'an
By:
Abu Hudzaifah Al Faruqy
Sungguminasa, 13 Rabiul Awwal 1432H
10:27AM

0 komentar:

Posting Komentar